Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Sejarah Kecerdasan Buatan: Dari Awal Hingga Sekarang


Sejarah Kecerdasan Buatan: Dari Awal Hingga Sekarang

Kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) adalah sebuah teknologi yang akhir-akhir ini semakin berkembang pesat. AI merupakan ilmu yang mempelajari bagaimana membuat mesin atau sistem mampu memahami serta mengeksekusi tugas-tugas yang biasanya hanya dapat dilakukan oleh manusia.

Sejarah kecerdasan buatan dapat dikatakan dimulai di tahun 1956, saat sekelompok ilmuwan berkumpul di Dartmouth College yang terletak di New Hampshire, Amerika Serikat. Pertemuan ini dikenal sebagai “Konferensi Dartmouth” yang bertujuan untuk membahas tentang kecerdasan buatan dan bagaimana menciptakan komputer yang dapat berpikir seperti manusia. Pertemuan tersebut dihadiri oleh ilmuwan terkemuka seperti Marvin Minsky, John McCarthy, Claude Shannon, dan Nathaniel Rochester.

Meskipun awalnya terlihat sebagai ide yang sangat menarik, namun perkembangan kecerdasan buatan sangat terbatas pada dekade-dekade berikutnya. Hal ini karena keterbatasan teknologi serta keterbatasan pemahaman manusia terhadap mesin dan komputer.

Namun sejak tahun 1990-an, terjadi perkembangan yang signifikan dalam bidang kecerdasan buatan. Hal ini disebabkan karena adanya perbaikan dalam teknologi komputer dan pemrosesan data serta anggaran yang lebih besar untuk penelitian di bidang ini. Sejak saat itu, kecerdasan buatan semakin berkembang dan berkembang hingga saat ini.

Salah satu contoh perkembangan kecerdasan buatan adalah komputer yang mampu bermain catur. Pada tahun 1997, sebuah mesin bernama Deep Blue yang dikembangkan oleh IBM berhasil mengalahkan sang juara dunia catur, Garry Kasparov. Kemudian, pada tahun 2011, mesin Jeopardy yang dibuat oleh IBM mampu mengalahkan pemain manusia dalam acara televisi yang sering disebut sebagai acara kuis cerdas.

Di Indonesia sendiri, kecerdasan buatan juga telah berkembang pesat. Pada tahun 2006, Kementerian Riset dan Teknologi Indonesia meluncurkan pusat riset AI pertama di Indonesia yang bernama Indonesian Center for Artificial Intelligence (ICAI). Pada tahun 2018, Google juga membuka pusat riset AI di Jakarta sebagai upaya untuk mendukung perkembangan teknologi AI di Indonesia.

Dalam beberapa tahun ke depan, kecerdasan buatan diprediksi akan semakin berkembang pesat dan berpengaruh besar pada kehidupan sehari-hari kita. Dalam bidang industri, kecerdasan buatan dapat membantu meningkatkan produktivitas dan efisiensi produksi. Dalam bidang kesehatan, kecerdasan buatan dapat membantu mendiagnosis penyakit dengan lebih akurat dan cepat. Selain itu, kecerdasan buatan juga dapat digunakan untuk mengembangkan kendaraan otonom dan pengenalan wajah.

Dengan begitu banyaknya potensi yang ditawarkan oleh teknologi ini, kita harus memastikan bahwa pengembangan kecerdasan buatan berlangsung dengan etis dan bertanggung jawab. Selain itu, kita juga harus memastikan bahwa pengembangan teknologi ini tidak mengorbankan privasi dan keamanan data pribadi kita.

Secara keseluruhan, sejarah kecerdasan buatan membuktikan bahwa perkembangan teknologi yang pesat dapat memungkinkan terciptanya inovasi yang luar biasa. Namun, kita harus tetap waspada dan memastikan bahwa perkembangan teknologi terjadi secara etis dan bertanggung jawab.